Salam hangat
Sahabat, tiada habis pembicaraan kita tentang bangsa Indonesia dengan segala rupa problema dan pesonanya. Dalam tulisan terdahulu (Selasa, 28) kita telah ketahui bersama berabad lama kita dijajah, waktu yang sangat cukup untuk mewariskan mental penjajah pada orang terjajah.
Belum ditambah dengan adat-istiadat yang mengklasifikasikan kelas sosial; budak, pendekar, ulama dan keluarga raja. Sikap positif yang dapat diambil adalah tutur kata baik, tata krama terjaga, sopan santun dijunjung tinggi dan hormat pada orang tua terlebih pada orang yang dianggap berada diatas posisinya pada kelas sosial.
Tidak ada yang dapat membantah bahwa penjajah, pengkhianat, pejuang, masyarakat adat berkelas sosial adalah orang. Sekali lagi 'orang' dan bukan Tuhan, yang perlu dihargai setinggi dan sebesar serta sebatas orang pula. Sikap berlebihan dalam mengapresiasikan orang dikhawatirkan menimbulkan atau bahkan menciptakan Tuhan baru di samping Tuhan yang sudah menjadi keyakinan masing-masing.
Lalu siapa peduli?. Tidak perlu peduli atau tidak peduli, sebab orang yang sering kita agung-agungkan adalah orang. Seorang manusia pasti dan hanya pasti memiliki kekurangan dan keterbatasan. Kebaikan positif dari orang yang kita gemari perlu ditiru, dan kebaikan negatif dari orang yang kita gemari tidak perlu ditiru. Mudah bukan?!
Belum ditambah dengan adat-istiadat yang mengklasifikasikan kelas sosial; budak, pendekar, ulama dan keluarga raja. Sikap positif yang dapat diambil adalah tutur kata baik, tata krama terjaga, sopan santun dijunjung tinggi dan hormat pada orang tua terlebih pada orang yang dianggap berada diatas posisinya pada kelas sosial.
Tidak ada yang dapat membantah bahwa penjajah, pengkhianat, pejuang, masyarakat adat berkelas sosial adalah orang. Sekali lagi 'orang' dan bukan Tuhan, yang perlu dihargai setinggi dan sebesar serta sebatas orang pula. Sikap berlebihan dalam mengapresiasikan orang dikhawatirkan menimbulkan atau bahkan menciptakan Tuhan baru di samping Tuhan yang sudah menjadi keyakinan masing-masing.
Lalu siapa peduli?. Tidak perlu peduli atau tidak peduli, sebab orang yang sering kita agung-agungkan adalah orang. Seorang manusia pasti dan hanya pasti memiliki kekurangan dan keterbatasan. Kebaikan positif dari orang yang kita gemari perlu ditiru, dan kebaikan negatif dari orang yang kita gemari tidak perlu ditiru. Mudah bukan?!
hi! is very good u talked about peace here, is the most important thing in the world. the big problem is how to get peace in the world if we havent peace inside us? inner peace? 10st of all we have to get inner peace, is a very important quality humans have to achieve.
ReplyDeletevisit the site www.sahajayoga.org and get your self realisation!