Alhamdulillah, berkah dari yang Maha Kuasa Allah Swt. Dalam kurun waktu kurang dari satu bulan Indonesia dan seluruh dunia memasuki tahun baru, baik Hijriyah maupun Masehi.
Dalam kurun waktu tersebut pula, ada yang datang dan pergi. Duka bagi bangsa Indonesia mengiringi kepergian tokoh kontroversial yang pernah memimpin bangsa ini selama beberapa bulan KH. Abdurrahman Wahid yang akrab dipanggil Gus Dur. Penghormatan yang mendalam semoga beliau diterima di sisi-Nya dengan amal baiknya dan diampuni segala dosanya, amin.
Kemeriahan yang dinanti
Masehi, 31 Desember 2009 merupakan hari sibuk untuk persiapan dini hari menyambut tahun baru 2010. Banyak diantaranya berbondong-bondong liburan ke luar kota, tidak sedikit pula yang tinggal di dalam kota untuk membeli petasan, terompet dan perlengkapan lainnya.
Tiba pukul 23.59 Waktu Indonesia setempat, sebagian orang mempersiapkan diri untuk menghitung mundur di hitungan 10 detik menjelang pukul 24.00 1 Januari 2010. Tepat pukul 24.00 sebagian ada yang meniup terompet sebagai tanda mengawali tahun baru dengan sejuta harap dan doa, dan sebagian lain ada yang menyulut petasan menghiasi langit gelap dengan aneka warna percikan api petasan. Kebahagiaan mengawali tahun ini, semoga. Dan selesai sudah masa yang dinanti.
Kemeriahan yang tidak dinanti
Mari berselancar ke negri-negri bergejolak, apa kabarnya mereka pada saat sebagian orang di Indonesia memeriahkan pesta kembang api dan petasan?
Alih-alih mengadakan pesta, untuk menghirup udara segar saja bagi sebagian anak-anak korban perang harus dengan penuh ketakutan. Tahun 2009 merupakan tahun memilukan bagi bangsa Palestina dan negri bergejolak lainnya. Terutama anak-anak, mereka tidak pernah menantikan meriahnya aneka warna yang bekerlap-kerlip di malam hari dari ledakan bom yang datang dari para agresor dan penjajah.
Semoga saja kematian anak-anak dan bayi di negri bergejolak dapat dihentikan dan semoga menjadi penebus bagi timbangan kebaikan orangtua mereka, amin.
Comments
Post a Comment
Mohon beri komentar di sini